Gadingnews.com, Jombang–Menteri Agama Ad Interim Muhadjir Effendy memulihkan kembali izin operasional Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah, Jombang, Jawa Timur pada Senin (11/7) kemarin.
Izin Pesantren Shiddiqiyyah sempat dicabut Kementerian Agama pada Kamis (7/7) lalu. Pencabutan izin kala itu berkaitan dengan kasus dugaan pencabulan oleh Moch. Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Bechi. Bechi ditetapkan sebagai tersangka karena diduga mencabuli sejumlah santriwati.
Pesantren Shiddiqiyyah merupakan satu dari ratusan pesantren yang tersebar di wilayah Jombang. Kawasan ini dikenal julukan Kota Santri lantaran banyaknya pesantren yang tersebar di penjuru wilayahnya. Pesantren Shiddiqiyyah berlokasi di Jl.Raya Ploso Babat, Dusun Losari Kecamatan Ploso, Jombang, Jawa Timur.
Dalam laman resmi Emis Pendidikan Islam Kementerian Agama, Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah memiliki nomor statistik 510335170176. Pesantren ini pun memiliki Izin Operasional (Ijop) dengan nomor 875/Kk.13.12.5/11/2018.
Perkembangan Pesantren Shiddiqiyyah punya kaitan erat dengan ajaran Thoriqoh Shiddiqiyyah. Tarekat Shiddiqiyyah adalah salah satu aliran tasawuf yang berkembang di Indonesia. Ajaran ini dibawa oleh para ulama dari Irbil, lalu diajarkan oleh Muchammad Muchtar Mu’thi, sang mursyid (guru) sekaligus pendiri pesantren tersebut sejak tahun 1959 hingga sekarang.
Nama Muchammad Muchtar Mu’thi alias Kiai Tar merupakan sosok sentral di pesantren tersebut. Mukhtar juga salah satu Kiai kharismatik di kawasan Jombang. Ia berstatus ayah dari MSAT alias Bechi.
Cikal bakal pesantren berawal dari pendirian Yayasan Pendidikan Shiddiqiyyah (YPS) di tahun 1973. Yayasan ini dibentuk sebagai wadah formal aktivitas Thoriqoh Shiddiqiyyah. Kemudian baru di tahun 1974 pesantren secara formal dapat berdiri dan dikenal masyarakat luas.
Pesantren Shiddiqiyyah bergerak di bidang pendidikan, sosial keagamaan dan ekonomi. Pada tahun 1985, Pesantren ini merintis berdirinya lembaga pendidikan formal dengan nama Tarbiyyah Hifdhul Ghulam wal Banat (THGB) dikutip dari CNNIndonesia, Selasa (12/7).
Pengajaran tentang nasionalisme atau cinta tanah air menjadi bagian penting dalam pesantren tersebut. Sampai pesantren ini turut mencantumkan ‘hubhul wathan minal iman’ atau “cinta tanah air adalah bagian dari iman”.
Bahkan, kurikulum nasionalisme sudah diberlakukan sejak tahun 1985 di THGB. Pendidikan cinta tanah air atau Hubbul Wathan termasuk salah satu dari 6 mata pelajaran utama yang diajarkan di THGB.
Dikunjungi Jokowi, Prabowo dan Luhut
Pesantren Shiddiqiyyah Jombang pernah disambangi oleh berbagai tokoh dari kalangan pejabat Indonesia dengan segala kepentingannya. Dikutip dari berbagai sumber, Presiden Joko Widodo (Jokowi), Prabowo Subianto hingga Luhut Binsar Panjaitan pernah mengunjungi pesantren tersebut.
Jokowi sempat berkunjung ke Pesantren Shiddiqiyyah pada tahun 2014. Kala itu, Jokowi tengah berkontestasi pada Pilpres 2014 berpasangan dengan Jusuf Kalla. Jokowi menemui Mukhtar Mu’thi dan para pengasuh Pesantren Shiddiqiyyah. Saat tiba di pesantren tersebut, Jokowi langsung disambut ratusan santri yang berebut hendak menyalaminya.
Jokowi lalu melakukan pertemuan tertutup dengan Mukhtar Mu’thi dan sejumlah fungsionaris parpol koalisi pendukung Jokowi-JK level Jombang.
Tak hanya Jokowi, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto juga sempat mengunjungi Pesantren Shiddiqiyyah pada 2019 lalu.
Sama seperti Jokowi, Prabowo mengunjungi pesantren itu ketika berkontestasi pada Pilpres 2019 lalu. Kala itu, putri mantan Presiden pertama RI Sukarno, Rachmawati Soekarnoputri mendampingi Prabowo.
Prabowo saat itu menyatakan kedatangannya bukan untuk berkampanye dan meminta dukungan kepada pengasuh pesantren, melainkan sekadar silahturahmi.
“Saya patuh dan taat kepada aturan. Saya tidak boleh kampanye karena itu saya datang kesini tidak minta dukungan dari pesantren ini, para ulama saya memandang sebagai guru, para kiai guru besar, karena itu jangan lah kita menarik-menarik guru-guru besar kita untuk kepentingan politik praktis, saya memandang kiai dan ulama milik semua golongan dan pesantren ini adalah milik semua golongan,” kata Prabowo dikutip ANTARA.
Selain itu, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan juga sempat mengunjungi Pesantren Shiddiqiyyah pada medio Maret 2017 lalu. Luhut kala itu didampingi Saifullah Yusuf yang saat itu masih jabat Wagub Jatim, Bupati Jombang Nyono Suharli, Wabup Mundjidah Wahab.
Luhut mengatakan sempat membahas petisi yang digalang Muchtar Mu’thi yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo sekitar Agustus 2016 lalu. Petisi tersebut berisi permohonan perubahan istilah atau frasa ‘Kemerdekaan Republik Indonesia’ menjadi ‘Kemerdekaan Bangsa Indonesia’.(**)