gadingnews.com, Thimpu — Mari mengenal Bhutan, sebuah negara yang mendedikasikan diri dengan ajaran spiritual yang nyentrik. Secara spesifik, sejarah mereka mengagungkan kelamin pria.
Setiap negara memiliki keunikan sendiri dalam mengembangkan budaya. Mempelajari sejarahnya akan membuat kita semakin kaya dalam pemahaman dan toleransi dalam perbedaan.
Sebelum masuk lebih dalam soal Bhutan, coba kesampingkan dulu pemikiran kotor yang hadir karena membaca judul artikel ini. Tenang, judulnya tidak dimaksudkan sebagai click bait.
Bhutan adalah sebuah negara kerajaan di Asia Selatan. Masih masuk ke Himalaya, Bhutan sering disebut negeri di atas awan. Karena wilayahnya, Bhutan termasuk daerah terpencil.
Nama Bhutan memiliki arti The Land of Thunder Dragon. Mayoritas agama penduduk Bhutan adalah Buddha, sebagian kecilnya memeluk hindu, diintip detikcom dari BBC, Rabu (16/10/2019).
Ini mengapa, negeri ini kaya akan biara. Yang paling tua adalah Chimi Lhakhang, sebuah biara yang didedikasikan untuk seorang suci bernama Lama Dupa Kinley. Dulu Kinley tinggal di dekat biara ini.
Lama Dupa Kinley adalah penyebar agama yang berasal dari Biara Ralung di Tibet. Menurut catatan sejarah, Kinley datang ke Bhutan dari tahun 1455-1529.
Sebenarnya, Kinley dianggap kontroversial karena cara belajarnya yang nyentrik bahkan bisa dibilang di luar batas. Julukan Kinley adalah Biksu Gila atau nyonpa dalam bahasa asli.
Julukan ini muncul tidak begitu saja. Kinley mengajarkan soal ajaran Buddha tapi hobi main perempuan dan mabuk-mabukan. Kalau kata orang Bhutan, cara mengajarnya tidaklah kuno.
Kinley memberikan pengajaran bahwa kelamin pria yang sedang ereksi dapat mengusir roh jahat yang datang ke rumah. Nyonpa berani mengatakan dengan spesifik bahwa ia bisa mengusir roh jahat dengan kelaminnya.
Ajaran kontroversial ini membawa nama Bhutan ke negara-negara lain. Bukan cuma penduduk Bhutan sendiri, turis asing pun datang ke tempat tinggalnya.
Kepercayaan ini diterima oleh masyarakat Bhutan. Mereka menggambar mural penis di rumah sebagai cara untuk tolak roh jahat.
Kisah yang paling melegenda dari Kinley adalah kesanggupannya mengubah roh jahat menjadi penjaga hanya dengan penisnya. Roh jahat akan ‘diserang’ dengan memukulkan ujung penis yang ereksi.
Julukan gila mulai meredup, Kinley mendapat sebutan baru sebagai dewa kesuburan. Akhirnya dibangunlah Chimi Lhakhang pada tahun 1499. Perempuan yang datang ke sini biasanya berdoa supaya bisa punya anak.
Ada beberapa relik kayu penis yang dijaga biara ini. Relik ini dibawa oleh Kinley dari Tibet sekitar 500 tahun lalu. Relik tersebut menjadi bagian dari ritual pemberkatan kesuburan seorang wanita.
Wanita akan berdoa ke kuil bersama biksu. Sang biksu akan memukulkan pelan relik ke kepala wanita yang berdoa. Ritual ini dipercaya akan membawa kesuburan.
Di bagian luar biara ada hampir seratus bendera doa yang ditegakkan. Kebanyakan dari bendera ini berwarna putih. Masyarakat Bhutan percaya bahwa ketika angin bertiup di antara bendera ini akan memberkati setiap orang dan obyek yang dilewati.
Sudah memasuki era modern, beberapa kelompok masyarakat mulai malu dengan mural penis yang ada di rumahnya. Mereka tidak lagi menggunakan mural ini sebagai penolak roh jahat.
Mural-mural penis mulai ditinggalkan. Hanya di beberapa kawasan saja yang masih mempertahankan kepercayaan dari Kinley.
Menurut sebuah penelitian, kepercayaan soal penis sebenarnya sudah ada sebelum agama Buddha masuk. Masyarakat kini lebih menganggapnya sebagai budaya yang diturunkan. Kutipan detik.com