GADINGNEWS, ARTIKEL — Bertepatan dengan Hari AIDS Sedunia yang dirayakan setiap 1 Desember, penting untuk mengetahui siapa saja yang menjadi kelompok rentan terinfeksi karena HIV/AIDS masih jadi penyakit yang mengancam jiwa
Mengetahui kelompok rentan akan membuat masyarakat lebih waspada terhadap penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh tersebut.
Penyakit memang bisa dialami siapa saja. Tapi, ada beberapa kelompok yang lebih rentan terkena penyakit ini.
Ketika seseorang terkena HIV, penyakit akan ada bersamanya seumur hidup. Tak ada obat yang benar-benar ampuh menyembuhkan HIV/AIDS. Hal terbaik adalah mencegah agar tak tertular penyakit ini.
Center for Disease Control and Prevention (CDC) menyebut bahwa tak ada cara lain untuk menyembuhkan HIV selain mencegah penularan. Beberapa kelompok tampaknya perlu melakukan pencegahan ekstra agar tak tertular penyakit ini.
Berikut beberapa kelompok rentan HIV di antaranya.
1. LGBT
Kelompok ini cukup berisiko terkena HIV AIDS. Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki mewakili sekitar 2 persen dari populasi Amerika Serikat. Mereka menyumbang 61 persen dari semua infeksi HIV baru pada 2009.
2. Pengguna Narkoba Suntik
Pengguna narkoba suntik mewakili 9 persen dari kasus infeksi HIV baru pada tahun 2009. Penggunaan jarum suntik secara bersama-sama sangat mungkin menularkan virus penyebab HIV.
3. Pengidap Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit keturunan yang mengganggu proses pembekuan darah. Gejala utama hemofilia adalah perdarahan yang berlangsung lebih lama.
Banyak penderita hemofilia terinfeksi HIV. Mengutip berbagai sumber, pada era 1980-an, 90 persen penderita hemofilia berat tertular HIV atau HCV melalui penggunaan produk darah yang terkontaminasi.
Namun, risiko ini mungkin menurut di zaman kiwari. Pasalnya, pemeriksaan darah sebelum donor bisa dilakukan dengan tepat dan mencegah penularan.
4. Bayi
Sebanyak 95 persen kasus HIV/AIDS pada anak didapat saat perinatal atau kehamilan dan melahirkan. Kemudian, 5 persen sisanya didapat melalui transfusi darah, hemofilia, atau risiko lain.
Anak-anak atau bayi yang terkena HIV akan mengalami berbagai masalah pertumbuhan. Mereka menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam perkembangan penyakit, respons virologi, dan imunologi bila dibandingkan dengan orang dewasa.
Tanpa terapi obat, anak mungkin mengalami keterlambatan perkembangan, pneumonia. carinii, gagal tumbuh, infeksi bakteri berulang, dan kondisi lain yang berkaitan dengan HIV.
Dengan begitu, penting bagi wanita untuk mengetahui status HIV sebelum kehamilan. Pengobatan antiretroviral (ARV) secara signifikan mengurangi kemungkinan anak tertular.
5. Wanita
Kelompok wanita lebih berisiko tertular virus ini daripada kelompok lain. Utamanya, pada wanita kulit berwarna.
Strain HIV tertentu dapat menginfeksi wanita dengan lebih mudah. Misalnya, strain HIV di Thailand yang tampaknya lebih mudah menular ke wanita melalui hubungan seksual.
Wanita yang terinfeksi HIV berisiko lebih tinggi untuk sejumlah masalah ginekologi, termasuk penyakit radang panggul (PID), abses saluran tuba dan ovarium, dan infeksi jamur berulang. Wanita dapat terinfeksi HIV dari pasangan yang menggunakan narkoba suntik atau memiliki pasangan seksual lainnya.
Itulah lima kelompok rentan HIV. Kelompok ini perlu melakukan pencegahan ekstra agar tak tertular.
(**)