Gadingnews.com, Makassar – Pembukaan Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-7 Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila yang diikuti ribuan kader dari seluruh Majelis Pimpinan Cabang (MPC) dan Badan Lembaga se-Sulsel resmi dibuka, Sabtu (2/7) di Aula Balai Prajurit Jendral M Yusuf, Kota Makassar.
St Diza Rasyid Ali, Ketua MPW PP Sulsel, dalam sambutannya seketika memberi semangat baru bagi para peserta yang hadir.
“Tanpa anggaran negara, kita MPW Pemuda Pancasila Sulsel bisa berdiri di atas kaki sendiri. Jika ada di luar sana yang mengatakan kembalikan marwah organisasi, ketahuilah lebih keren saat ini,” tegas St Diza Rasyid Ali dalam sambutannya yang dibarengi dengan riuh tepuk tangan seluruh peserta dan tamu undangan yang hadir, Sabtu (2/7/2022).
Dahulu kata St Diza Rasyid Ali, Pemuda Pancasila selalu mengedepankan otot. Namun sekarang, ormas terbesar di Indonesia ini selalu memakai otak.
“Selama masa pandemi, MPC Pemuda Pancasila Sulsel sangat berperan penting. Membagikan masker, APD, hingga terlibat langsung dalam pelaksanaan vaksinasi,” terang St Diza Rasyid Ali.
Lebih lanjut, St Diza Rasyid Ali menegaskan bahwa sejak dahulu Pemuda Pancasila sudah terlatih berbuat tanpa pamrih.
“Pemuda Pancasila sudah berumur 62 tahun. Bukan lagi anak kecil yang selalu butuh arahan. Stop mengklaim bahwa kami adalah orang-orang yang tak bertanggung jawab terhadap bangsa dan negara. Di pundak kami ada nilai yang sangat berat kita jaga, olehnya setiap gerak atau tindakan harus selaras dengan nilai-nilai Pancasila,” tukasnya.
“Kami tidak sempurna, kami juga selalu diterpa masalah. Namun Pemuda Pancasila tidak pernah takut dan lari dari masalah tersebut,” sambungnya.
Ketua MPW Sulsel juga menyebut bahwa ada kader di Pemuda Pancasila seperti bawang goreng. Banyak bacot, selalu mau tampil di depan, tapi tidak memiliki kontribusi terhadap organisasi.
Suasana forum pun berubah menjadi haru biru. Namun setelahnya semangat dari setiap kader Pemuda Pancasila di forum Muswil makin membara.
“Saya atas nama Majelis Pimpinan Wilayah, setelah Muswil, tidak ada lagi yang berhak mencaci-maki Pemuda Pancasila. Banyak yang katakan kita kumpulan preman. Ingat, lebih baik haram jadah menuju sajadah, daripada sajadah menjadi haram jadah” pungkas St Diza Rasyid Ali sambil menitikkan air mata.