Gadingnews.info, Jakarta–Empat pasang calon dalam debat kandidat Walikota Makassar yang pertama di Jakarta, tak hanya sekedar menilai program calon. Soal kepribadian kandidat juga bisa terbaca melalui gestur dan pilihan kata-kata dalam menyampaikan gagasan.
Zulkifli Thahir memuji kepribadian Munafri Arifuddin dan Abd. Rahman Bando sebagai calon pemimpin yang memiliki karakter dan beradab. Dirinya menilai para calon walikota Makassar saat debat kandidat, hanya Munafri Arifuddin yang memiliki aura kepemimpinan.
“Body language pak Appi mencerminkan sebagai seorang yang berkepribadian tidak sombong dan tidak sok pintar serta punya pendirian terlihat tegas,” ucap Abang Chuleq sapaan akrabnya kepada awak media saat ditemui di Hotel Grand Kemang, Jakarta, Minggu (8/11/2020), pagi tadi usai mengikuti kongres organisasi sayap Partai Demokrat, IMDI (Insan Muda Demokrat Indonesia).
Ketua DPD IMDI Sulsel ini juga mengakui, dirinya hanya fokus mencermati gestur para kandidat saat debat, di studio Kompas TV, Sabtu malam (7/11/2020).
“Saat bicara, badannya tetap tegap, paham ucapannya, mudah dicerna, dan terukur beliau tidak memakai istilah yang rumit, tapi argumentasinya cukup kuat,” tambah Abang Chuleq.
Lanjutnya dari sisi kepribadian, Appi paling menonjol dan Appi sudah berada di puncak piramida dalam teori Maslow.
“Kelihatan bahwa Appi mau menjadi pemimpin karena dorongan self actualisation. Sedangkan yang lain baru berada di dasar teori Maslow, yakni basic need dan safety need,” jelas bapak tiga anak ini yang juga Ketua OKK MPW Pemuda Pancasila Sulsel.
Ia menjelaskan, piramida Maslow tentang dorongan manusia yakni pada basic need (memenuhi kebutuhan dasar), safety need (mencari kenyamanan dan rasa aman), social need (ingin dikenal) dan self actualisation (memberi manfaat dari potensi yang dimilikinya).
Menurut politisi Partai Demokrat Makassar itu, Appi sudah selesai dengan kebutuhan dasar, kebutuhan akan rasa aman dan kebutuhan untuk dikenal. “Dia terlihat santai karena dia semata-mata mau memberi manfaat, bukan mau berkuasa,” sambungnya.
Mantan sekretaris tim menara DIAmi ini juga mengungkapkan pentingnya kepribadian pada seorang pemimpin. Kata dia, pemimpin harus memiliki attitude dan itu dapat dibaca melalui gestur. Ia bilang, jika seseorang bicaranya tenang, maka anggota tubuhnya tidak banyak bergerak pada saat bicara, itu mencerminkan kepribadiannya yang memiliki tanggungjawab tinggi, dan peduli.
Sedangkan, jika seseorang selalu bicara tinggi dan senang menggunakan kata-kata yang sulit dicerna, berarti dia mencerminkan kepribadian yang sulit bekerjasama dengan orang lain karena dia merasa lebih pintar dan lebih mampu dari orang lain.
“Ciri-cirinya bisa dilihat dari gesturnya, jika kepala sering goyang kalau bicara, dan posisi tubuhnya suka bergeser. Itu tandanya dia tidak konsisten,” ungkapnya.
Sedangkan, pemimpin yang paling rendah kualitasnya, kata Abang Chuleq, adalah ketika dia sudah salah tapi tetap ngotot mempertahankan pendapatnya yang salah itu.
“Orang seperti ini, kalau diberi amanah, pasti ingkar dan suka berbohong,” pungkas politisi Demokrat Makassar ini. (*/)
Sumber : koranmakassar.com