Gadingnews.Makassar – Sebagai salah seorang yang ada di Makassar, kami merasa berkewajiban memberikan penjelasan ilmiah mengenai mengapa TPA bisa terbakar, seiring berkembangnya isu tidak benar bahwa TPA menjadi terbakar karena adanya giat sabotase/ atau sengaja dibakar, tegas dikatakan oleh ibu Vero salah satu pegawai Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar.
Pada hari ini Senin 16 September 2019 sekitar pukul 07:00 waktu setempat Bapak Pangdam, Sekda dan Kadis Kesehatan juga datang meninjau lokasi TPA Antang yang mengalami kebakaran sejak siang kemarin.
Sampah yang berasal dari aktivitas penduduk di perkotaan sangat besar jumlahnya dan dapat menjadi sumber gas metana. Gas metana merupakan salah satu Gas Rumah Kaca (GRK).
Dari 45 kota besar di Indonesia mencapai 4 juta ton/tahun. Potensi gas metana yang bisa dihasilkan mencapai 11.390 ton CH4 / tahun atau setara dengan 239.199 ton CO2 / tahun, jumlah ini merupakan 64% dari total emisi sampah berasal dari 10 kota besar, antara lain : Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Palembang, Makasar, Bekasi, Depok, dan Tanggerang.
Sistem Open Dumping pada TPA merupakan sumber bagi emisi gas Metana ke atmosfir dan menimbulkan efek gas rumah kaca serta memberi kontribusi terhadap global warming, juga rentan terbakar karena gas metana bersifat volatile dan mengambang diatas permukaan sampah yang potensinya akan lebih besar lagi pada sampah organik perkotaan yang terdekomposisi didasar timbunan TPA.
Nah gas metana ini masa temperatur yang sangat panas seperti siang tadi dapat mencapai pada titik nyalanya sehingga menyala dan membakar timbunan sampah. (*/)