Gadingnews.com, China–Ribuan nasabah bank-bank kecil di China protes karena kesulitan mengakses tabungan sejak April 2022 lalu. Masalah terjadi di empat bank di Provinsi Henan.
Peter nama samaran salah satu nasabah yang mengalami kesulitan itu bercerita menabung di bank yang bermasalah itu sebesar US$6 juta. Saat mencoba mengakses akunnya secara online pada April lalu ia selalu menemukan pemberitahuan dari bank; situs web itu sedang dalam pemeliharaan sehingga layanan tidak akan tersedia untuk sementara waktu.
Awalnya, mereka memaklumi masalah tersebut. Tapi, dua bulan kemudian, layanan tersebut belum juga berhasil dipulihkan.
“Saya hampir mengalami gangguan saraf. Saya tidak bisa tidur,” katanya seperti dikutip CNN, Jumat (24/6).
Belum ada perkiraan resmi mengenai jumlah total dana yang tidak dapat ditarik oleh deposan bank. Polisi setempat atau regulator perbankan nasional belum memberikan informasi mengenai masalah itu.
Tapi menurut perkiraan sebuah majalah milik negara China yang bernama Sanlian Lifeweek, kemungkinan masalah itu menimpa 400 ribu nasabah.
Sementara itu regulator perbankan nasional China ketika dikonfirmasi menduga permasalahan itu terjadi karena pemegang saham utama dari empat bank tersebut secara ilegal menarik uang nasabah.
“Henan New Fortune Group, pemegang saham dari empat bank desa, telah secara ilegal menyerap dana publik melalui kolusi internal dan eksternal, penggunaan platform pihak ketiga, dan pialang dana,” kata Komisi Regulasi Perbankan dan Asuransi China kepada pemerintah.
Polisi disebut tengah melakukan penyelidikan atas kasus ini. Namun, belum ada perkiraan resmi mengenai jumlah total dana yang tidak dapat ditarik oleh deposan bank.
Akhir bulan lalu, ratusan deposan protes ke kantor regulator perbankan di ibu Kota Henan, Zhengzhou. Mereka meminta uang mereka kembali, tetapi tidak berhasil.
Protes lain sejatinya direncanakan pada Juni ini. Namun, para deposan kaget saat tiba di Zhengzhou karena kode kesehatan mereka yang semula hijau berubah menjadi merah yang menandakan mereka terinfeksi covid-19 atau berisiko tinggi terinfeksi.
Komisi Kesehatan Provinsi Henan mengatakan pihaknya sedang menyelidiki kejadian tersebut.
Penggeledahan di bank-bank kecil China terjadi lebih sering dalam beberapa tahun terakhir dan beberapa telah dituduh melakukan penyimpangan keuangan atau korupsi. Namun, para ahli melihat masalah keuangan yang lebih besar tengah membayangi negara tersebut yang disebabkan kehancuran real estat dan melonjaknya kredit macet.
“Cakupan skandal bank dimana pejabat bank menggelapkan dan mencuri dana dari deposan mengkhawatirkan, dan apa yang terungkap hanya bisa menjadi puncak gunung es,” kata Frank Xie, profesor di Universitas South Carolina Aiken.
Ia juga mengatakan ekonomi China belakangan ini memang mengalami masalah. Selain melambat, ekonomi mereka juga terbebani kekurangan fiskal, dan meluasnya kesulitan pembayaran utang diantara perusahaan-perusahaan terutama di sektor real estat yang bisa menyebabkan bank kehabisan dana.(*/)
Sumber referensi : CNNIndonesia.com