Sekjen DPP Gempar NKRI Soroti Perang Kelompok di Makassar, Ashari: Perlu Ketegasan Polisi

GADINGNEWS.COM, MAKASSAR–Aksi kekerasan antar kelompok preman terus terjadi. Hari Selasa kemarin, bentrokan terjadi di wilayah Sinassara kecamatan Tallo menyebabkan satu orang tewas dan munculnya lagi kelompok bernamakan matador.

Sekjen Gempar NKRI sangat menyangkan adanya peristiwa tersebut dan menyoroti agar pemerintah kota Makassar khususnya aparat kepolisian untuk bersikap tegas terhadap aksi premanisme karena hal ini dianggap dapat menghantui warga kota Makassar.

“Jika tidak ditindak tegas, hal ini akan membuat warga lain terganggu serta para pelaku mengindahkan aturan hukum,” kata Ashari Sekjen Gempar NKRI.

Terkait tawuran dan sifat premanisme yang dipertontonkan oleh sekelompok pemuda di Makassar, Askari mendesak aparat kepolisian bersama pemerintah kota Makassar untuk dapat menjaga ketertiban daerahnya dan tidak membiarkan premanisme merajalela.

Askari menilai bukannya semakin berkurang dan berhenti, “sudah diberi bimbingan lalu dipulangkan ke orang tua mereka masing-masing, namun bukan menjadi kan cerminan dari pelaku lain untuk ke jalan yang benar, ini malah semakin bertambah dan terjadi lagi dengan berbagai tingkat kejahatan, terlebih lagi baru-baru ini adanya kelompok menamakan matador yang dibentuk pemerintah kota Makassar. Hal ini perlu dipertanyakan apa maksud dan tujuan dibentuk matador.

“Jika mengarah kebaikan tentunya mereka tidak melakukan perbuatan yang tidak terpuji yang sudah dipertontonkan oleh kelompok matador di jalanan”, pungkas Askari.

Matador dibentuk untuk menjaga kota Makassar, setelah dilantik melakukan konvoi di jalan raya dengan mengendarai sepeda motor secara ugal-ugalan dan beberapa orang tak menggunakan helm.

Dalam hal ini pemerintah kota Makassar diduga tidak memberikan arahan-arahan yang jelas sehingga terjadi pelanggaran.

Ini harus ada ketegasan pihak Pemkot Makasar dalam pembentukan ormas yang saya lihat tiba masa tiba akal dimana dianggap tidak selektif merekrut anggota, inilah yang bisa menjadi pemicu karena sumber daya manusia tidak paham apa yang dimaksud dengan ormas.

Matador ini kebanyakan anak dibawah umur yang belum paham, sehingga mereka menganggap organisasi terbentuk sebagai sarana kumpul-kumpul.

“Jika ini tidak segera dievaluasi, saya menduga tujuan kelompok yang dibentuk pemerintah kota Makassar ini diduga hanya kepentingan tahun politik dalam Pilgub 2024 yang nanti dilaksanakan serentak,” terang Askari.(**)

Pos terkait