Gadingnews.Info, Makassar – Bahan bakar minyak (BBM) jenis premium sudah langka akibat kebijakan pemerintah yang ingin menghapus bahan bakar minyak bersubsidi sangat ditanggapi serius oleh Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Sulsel.
Ketua Umum SEMMI Sulsel, Aditya putra Asnawing berujar bahwa kebijakan pemerintah ingin menghapuskan BBM Bersubsidi adalah hal yang keliru dan sangat tidak tepat dengan kondisi ekonomi masyarakat saat ini.
“Semua tahu bahwa selama Pandemi, tingkat ekonomi masyarakat semakin menurun. Bahkan beberapa perusahaan memberikan PHK kepada para pekerjanya. Dan kebijkan pemerintah terkait rencana penghapusan BBM Bersubsidi jenis premium adalah langkah tanpa sadar semakin mematikan masyarakat,” terang Adit kepada wartawan, Kamis (30/12/2021).
Baca Juga: Rakerwil SEMMI Sulsel, Ahmad Ramzy: Kami Akan Adakan Pelatihan Lingkungan Hidup
Ia menambahkan, walaupun bbm premium belum dihapuskan. Namun beberapa daerah, salah satunya di Sulawesi Selatan sudah sulit ditemukan.
“Akitivitas para pekerja di Sulsel ini rata-rata berprofesi sebagai nelayan. Tentunya mencari nafkah menggunakan kapal bukan dengan air, tapi bahan bakar. Dan jenis BBM lain itu sangatlah mahal,” ujarnya.
Sambung Adit, bahwa SEMMI Sulsel akan terus mengawal kelangkaan bbm jenis premium.
“Jika pihak pertamina tak meilihat dan mendengar jeritan tangis masyarakat yang ada di sulsel terkait kelangkaan bbm jenis premium. Maka sepantasnyalah kami mendesak Pimpinan Pertamina Region VII segera dicopot,” pungkasnya.
Sebelumnya diketahui, ratusan massa dari Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Sulsel, Rabu (29/12/2021) melakukan unjuk rasa terkait rencana pemerintah menghapuskan bahan bakar minyal (bbm) jenis premium.
Aksi itu berlangsung di depan Kantor PT Pertamina Region VII, Jalan Garuda, Kecamatan Mariso, Kota Makassar.
Koordinator Lapangan, Irwan Abbas mengatakan bahwa pihaknya menolak penghapusan BBM bersubsidi jenis premium.
“Kami mendesak pemerintah untuk tidak menyetujui penghapusan BBM subsidi,” katanya saat orasi
La Ode Syarifuddin, Humas PT. Pertamina Region VII yang menemui para pendemo menjelaskan bahwa masalah premium memang sudah ada beberapa wilayah yang tidak menggunakan BBM bersubsidi.
“Kendaraan bermotor maupun mobil modern sekarang tidak menggunakan jenis BBM premium guna mengurangi polusi,” ungkapnya.(*)