Gadingnews.com, Makassar – Polda Sulsel melalui Kapala Bidang (Kabid) Humas, Kombes Komang Suartana membantah adanya petugas kepolisian menggunakan anak panah dari tengah berikade polisi ke arah massa unjuk rasa di depan Kampus UNM Makassar terkait penolakan kenaikan BBM Bersubsidi.
Kejadian tersebut pada Senin (5/9) malam beredar di media sosial dalam bentuk video. Aksi unjuk rasa mahasiswa di depan kampus UNM, Jln AP Petterani yang berakhir ricuh.
Mahasiswa yang melakukan unjuk rasa dipukul mundur oleh massa misterius menggunakan batu dan panah.
“Videonya itu belum bisa dipertanggung jawabkan,” kata Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sulsel Kombes Komang Suartana, Kamis (8/9/2022).
Video yang beredar di medsos memperlihatkan sejumlah polisi melindungi diri dengan tameng.
Beberapa saat kemudian, sisi tengah barikade sedikit terbuka dan terlihat orang melepaskan tembakan anak panah. Perekam video amatir menarasikan bahwa polisi memakai busur.
“Tidak ada anggota pengamanan yang memakai busur ketapel di saat menghalau bentrokan masa dan mahasiswa di UNM. Bahkan ditemukan ada sebuah ketepel oleh anggota (polisi), lalu diamankan sebagai barang bukti,” terang Kombes Komang.
Sebelumnya, Kepala Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polrestabes Makassar AKBP Reonald T. Simanjuntak mengatakan, saat demo berakhir ricuh di sekitar kampus UNM, polisi menangkap delapan orang. Namun mereka disebut tidak terkait dengan kejadian itu.
“Ada mahasiswa dan ada juga warga. Tapi setelah didalami ternyata delapan orang ini hanya menonton saat demo. Kalau mahasiswa itu dia baru pulang kampus dan singgah nonton demo,” ucap Reonald.
Soal delapan orang ditangkap, Reonald menyebut mereka sudah dipulangkan. Mereka dianggap tidak terbukti terlibat kericuhan.
“Tapi sebelum dipulangkan kita panggil dulu orangtuanya untuk nanti wajib lapor,” kata Reonald.