Gadingnews.Info, Jakarta – Top 3 Tekno berita hari ini dimulai dari topik tentang Android bisa kehilangan 700 juta pemakai. Google, sebagaimana perusahaan AS lain yang dilarang melakukan bisnis dengan Huawei, bisa kehilangan 700 juta pengguna Android yang selama ini memakai produk Huawei.
Selain itu, produsen smartphone OPPO mendemonstrasikan kamera di bawah layar dalam gelaran Mobile World Congress Shanghai, pekan ini. Juga, sejumlah perusahaan Amerika Serikat diam-diam tetap mengirimkan produk mereka ke perusahaan Cina termasuk Huawei, meski larangan Pemerintahan Presiden Trump untuk berbisnis dengan mereka belum dicabut.
Sanksi yang dijatuhkan Pemerintah AS terhadap Huawei karena dinilai dimanfaatkan Cina untuk memata-matai Amerika, akan berdampak pada Google, kata bos Huawei, Ren Zhengfei.
Google, sebagaimana perusahaan AS lain yang dilarang melakukan bisnis dengan Huawei, bisa kehilangan 700 juta pengguna Android yang selama ini memakai produk Huawei.
Dalam sebuah wawancara dengan CNBC, Ren Zhengfei, pendiri dan CEO Huawei mengklaim bahwa Google akan kehilangan ratusan juta pengguna jika Huawei meninggalkan Android. Dia mengatakan bahwa Huawei dan Google akan “selalu berada di jalur minat yang sama, dan jika kita tidak menggunakan sistem operasi Google, Google akan kehilangan 700-800 juta pengguna di masa mendatang.”
Produsen smartphone OPPO mendemonstrasikan kamera di bawah layar dalam gelaran Mobile World Congress Shanghai, pekan ini. Teknologi tersebut merupakan yang pertama di dunia dan mengungkapkan tentang bagaimana sebenarnya teknologi itu bekerja.
Mengutip laman The Verge, Rabu, 26 Juni 2019, OPPO menggunakan layar berbahan transparan khusus yang berfungsi dengan struktur piksel yang didesain ulang, sehingga cahaya dapat menembus ke kamera.
Sensor itu sendiri dikatakan lebih besar dari kamera selfie lainnya, dengan lensa aperture yang lebih luas. Area layar yang disediakan untuk kamera masih bekerja dengan kontrol sentuh, dan OPPO mengatakan kualitas tampilan tidak akan terganggu.
Sejumlah perusahaan Amerika Serikat diam-diam tetap mengirimkan produk mereka ke perusahaan Cina, termasuk Huawei, meski larangan Pemerintahan Presiden Trump untuk berbisnis dengan mereka belum dicabut.
Laman New York Times, Senin, 25 Juni 2019, melaporkan pembuat chip Amerika masih menjual produk bernilai jutaan dolar ke Huawei. Menurut empat orang sumber, para pemimpin industri termasuk Intel dan Micron mengatasi pelarangan itu dengan tidak mencantumkan produk mereka sebagai buatan Amerika.
Penjualan itu dikonfirmasi CEO Micron Technology, Sanjay Mehrotra, yang mengatakan, perusahaannya melanjutkan beberapa pengiriman ke Huawei setelah analisis penuh atas larangan AS. Dia juga mengatakan perusahaan “berhasil mengurangi sekitar 90 persen dampak dari tarif,” menurut transkrip yang diberikan oleh FactSet setelah penutupan pasar saham, Selasa.
Selain tiga berita terpopuler di atas, Anda bisa membaca berita hari ini seputar sains dan teknologi hanya di kanal Tekno.(hh/*)
Sumber :Tempo.com