Siaran TV Analog ke Digital, Pemerintah RI Siapkan 1 Juta Unit Set Top Box

 

Gadingnews.com, Jakarta–Program Analog Switch Off (ASO) atau migrasi siaran televisi analog ke digital bakal memberi sejumlah subsidi dan keuntungan.

Bacaan Lainnya

“Pelaksanaan migrasi siaran televisi analog ke digital dapat dipastikan tidak akan memberatkan masyarakat dan justru akan menguntungkan,” demikian pernyataan Kedeputian Bidang Polhukam Sekretariat Kabinet (Setkab), di situs resminya.

Menurut keterangan Setkab, yang kantornya berlokasi di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, warga pemilik televisi analog hanya perlu menambahkan alat bantu penerima siaran digital berupa kotak dekoder Set Top Box (STB) untuk menangkap sinyal digital.

“Bagi rumah tangga miskin yang masih menggunakan televisi analog seperti televisi tabung akan diberikan bantuan STB secara cuma-cuma oleh penyelenggara multiplexing dan pemerintah,” kata Setkab.

“Selain itu, bagi masyarakat yang secara ekonomi terbilang mampu, STB dipastikan akan mudah diperoleh dengan harga yang tidak memberatkan.”

Dilansir dari CNNIndonesia, Jumat (14/10), Setkab juga menyebut siaran televisi digital memiliki resolusi gambar dan suara yang lebih stabil sehingga kualitas penerimaan oleh penonton akan lebih baik.

“Teknologi penyiaran televisi berbasis digital menjanjikan tampilan gambar lebih bersih dan suara yang lebih jernih. Dari kualitas siarannya tidak lagi berbintik, berbayang, atau kabur serta tidak rentan dengan cuaca buruk.”

Sebelumnya, survei AC Nielsen di 11 kota pada September mengungkap warga menengah ke bawah dominan menjadi pihak yang tak siap dengan ASO.

Rinciannya, 54,4 persen kalangan atas mengaku siap dengan migrasi siaran; 43,5 persen kalangan menengah siap, dan cuma 2,1 persen warga berekonomi lemah yang mengaku siap dengan ASO.

Khusus di Jakarta, cuma 1,1 persen kalangan ekonomi bawah yang mengaku siap dengan migrasi penuh ke TV digital. Sementara, kesiapan di kalangan menengah dan atas mencapai masing-masing 44,2 persen dan 54,6 persen.

Migrasi siaran televisi analog ke digital sendiri merupakan komitmen seluruh negara, termasuk Indonesia, yang tergabung dalam International Telecommunication Union (ITU).

Pada pertemuan The Geneva 2006 Frequency Assignment Plants disepakati bahwa 17 Juni 2015 merupakan batas waktu negara di seluruh dunia melakukan migrasi dari penyiaran analog ke digital.

Sebagian besar anggota ITU telah melakukan migrasi tersebut, seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Myanmar.

Indonesia sendiri resmi melakukan persiapan migrasi melalui siaran secara simulcast (penyelenggaraan pemancaran siaran televisi analog dan digital secara bersamaan) sejak 2019.

Terpisah, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menjelaskan para penyelenggara multipleksing (MUX), yang merupakan grup televisi swasta, sudah memberikan komitmen untuk memberikan sosialisasi yang masif untuk menyiapkan ekosistem agar penyelenggaraan ASO berjalan dengan baik.

“Bagi masyarakat memeriksa TV-nya, kalau belum memenuhi syarat digital, agar segera memasang STB (set top box). Kami juga minta penyelenggara MUX supaya STB yang dibagikan itu bisa didistribusikan dan dipasang segera di TV masyarakat,” kata dia.

Staf Khusus Menkominfo Rosarita Niken Widiastuti mengungkapkan pihaknya menyiapkan sejuta STB gratis.

“STB saat ini pemerintah menyiapkan 1 juta unit STB,” ujarnya kepada wartawan, di sela-sela ajang Digital Economy Working Group (DEWG), di Nusa Dua Bali, Selasa (30/8).

Harga STB di marketplace maupun di pasar berkisar antara Rp150-Rp300 ribu. Jika diakumulasikan, satu juta unit STB yang dibagikan pemerintah memakan anggaran sekitar Rp1,5 miliar.

Direktur Penyiaran Kominfo Geryantika Kurnia mengatakan bagi-bagi STB gratis untuk masyarakat miskin mencapai 35 persen secara nasional per September.

“Yang sudah terbagi STB total seluruh Indonesia sekitar 30 persen sampai 35 persen secara nasional,” ujar dia, di kantornya.(**)

Pos terkait