GADINGNEWS, ARTIKEL — Laura LeMoon seringkali mendapati para teman perempuannya tidak percaya ketika ia memberitahu bahwa dirinya adalah seorang pekerja seks. Mereka akan memandang Laura dari atas hingga ke bawah dan berkata, “Benarkah?”
Laura memiliki tinggi badan 5 kaki 3 inci dan berat 230 pon, yang banyak tidak sesuai dengan citra seorang pekerja seks. Ada banyak praduga tentang pekerja seks yang dipercaya oleh masyarakat umum, salah satu yang terkuat adalah bahwa seorang pekerja seks harus terlihat seperti Julia Roberts dalam Pretty Woman dan bahwa pria hanya menginginkan pekerja seks bertubuh kurus.
Laura membuktikan bahwa semua praduga di atas salah. Laura tidak memiliki fisik yang sempurna, bahkan ia pernah mendapati dokter menyebutnya obesitas, menurut cerita yang dibagikannya di Huffpost Personal.
Laura memiliki perut yang besar dan bulat dengan stretch mark, payudara kendor, dan kumis yang harus diwaxing secara teratur. Laura memulai profesinya sebagai seorang pekerja seks di sebuah situs yang sekarang sudah tidak berfungsi lagi.
Tahun lalu, Laura pergi ke sebuah klub tari telanjang untuk mengikuti audisi menjadi penari. Manager tempat tersebut jelas menganggapnya sebagai hal yang lucu, bahwa Laura memiliki tubuh yang terlalu besar.
Berdasarkan apa yang diketahui oleh Laura, para pria menyukai perempuan dengan tubuh seperti dirinya, mengapa klub tidak bisa menerima keragaman yang sama? Menurut Laura, siapapun bisa menjadi pekerja seks, tidak ada prasyarat kecantikan tertentu.
Ketika Laura pergi ke Kolkata, India, ia bertemu dengan seorang perempuan berusia 80-an yang masih bekerja sebagai pekerja seks dan memiliki banyak pelanggan tetap. Namun, harus diperhatikan bahwa standar kecantikan rasis, kolonialis dan transfobik adalah kenyataan absolut dan terlalu sering mendikte preferensi seksual kaum pria dengan cara yang benar-benar berdampak negatif pada orang yang terpinggirkan.
Perempuan kulit berwarna dengan warna kulit yang lebih gelap sering dilewatkan di rumah pelacuran. Harus dikatakan bahwa banyak perempuan kulit berwarna, trans, dan terutama perempuan trans kulit berwarna memiliki hambatan yang tidak dialami oleh perempuan berkulit putih dan normal.
Namun, yang dialami oleh Laura di kamar tidur dan ketika ia duduk dengan kliennya, pria menginginkan semua jenis tubuh. Ini menjadi pemahaman bagi Laura bahwa kaum pria tidak harus menjadi musuh, patriarki yang menyakiti kaum perempuan mungkin juga menyakiti pria dalam beberapa hal.
Laura tiba-tiba menyadari bahwa ia menghabiskan terlalu banyak energi untuk menyembunyikan ketidaksempurnaannya, seperti mematikan lampu saat berhubungan seks atau seringkali pergi ke kamar mandi hanya untuk memeriksa riasannya. Sekarang Laura membiarkan dirinya dilihat dan diinginkan tanpa penyesalan, hadiah bagi seorang pekerja seks sepertinya.
#ChangeMaker