Waspada, Gelombang PHK akibat penyebaran Virus Covid-19

Gadingnews.info, Jakarta — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menetapkan penyebaran virus corona sebagai pandemi global. Selain kesehatan, virus ini juga menimbulkan dampak negatif di bidang ekonomi dan sosial.

Pada Minggu (22/3/2020) pukul 13:43 WIB, jumlah kasus corona di seluruh dunia mencapai 307.280, berdasarkan data satelit pemetaan ArcGis. Sedangkan korban jiwa sudah di atas 13.000, tepatnya 13.049 orang.

Bacaan Lainnya

Virus mematikan yang sedang bergentayangan menyebabkan aktivitas masyarakat menjadi terbatas. Kantor, pabrik, sekolah, sampai tempat hiburan tutup untuk mencegah penularan virus lebih lanjut.

Akibatnya, sektor pariwisata, transportasi, hingga industri manufaktur merasakan dampaknya. Pendapatan yang turun drastis membuat dunia usaha mulai melakukan efisiensi, termasuk pengurangan karyawan. Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) melanda dunia.

Di Amerika Serikat (AS), jumlah klaim tunjangan pengangguran atau unemployment benefits pada pekan yang berakhir 14 Maret tercatat 281.000. Melonjak 70.000 dibandingkan pekan sebelumnya dan menjadi yang tertinggi sejak September 2017.

“Data ini memberi konfirmasi bahwa ekonomi AS sudah terjun ke jurang dan menuju resesi. Konsumsi dan penciptaan lapangan kerja tidak akan pulih sebelum penyebaran virus berhenti, sesuatu yang membuat orang-orang kembali memadati jalanan, pertokoan, dan restoran,” kata Chris Rupkey, Kepala Ekonom MUFG yang berbasis di New York, seperti dikabarkan Reuters.

Sementara di Jerman, lembaga pemerhati pasar tenaga kerja IAB memperkirakan jumlah pengangguran di Negeri Panser pada 2020 bisa mencapai 2,37 juta orang. Naik 90.000 dibandingkan tahun sebelumnya.

Bahkan dalam skenario terburuk, jumlah tuna karya di Jerman bisa menyentuh 3 juta orang. Kali terakhir pengangguran Jerman berada di kisaran 3 juta orang adalah pada 2011.

Menurut kajian IAB, sebagaimana dikutip dari Reuters, ekonomi Jerman pada 2020 diperkirakan terkontraksi (tumbuh negatif) -2%. Gara-gara virus corona, sejumlah pabrikan otomotif menunda produksi karena pabrik ditutup sementara ekonomi Jerman mengkerut.

Volkswagen menunda produksi di 28 pabrik di Jerman. Sementara BMW menutup sementara fasilitas produksi di seluruh Eropa dan Rosslyn (Afrika Selatan).

Kalau penyebaran virus semakin meluas, maka penutupan ini bakal berlangsung lama. Beban perusahaan akan membengkak sehingga PHK tidak bisa dihindari.

Bidang usaha yang paling merasakan dampak penyebaran virus corona adalah penerbangan. Kebijakan karantina wilayah (lockdown) dan ketakutan masyarakat untuk bepergian membuat jumlah penumpang turun drastis.

United Airlines, salah satu maskapai raksasa di AS, melaporkan penurunan pendapatan sampai US$ 1,5 miliar pada Maret 2010 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Perseroan akan melakukan beberapa langkah penghematan seperti memotong gaji karyawan sampai 50% dan mengurangi frekuensi penerbangan 50%,

“Krisis ini bergerak dengan sangat cepat,” ujar Oscar Munoz, CEO United Airlines, seperti dikutip dari Reuters.

Saat ini jumlah karyawan di United Airlines adalah hampir 750.000 orang. Apabila situasi tidak membaik, Munoz mengungkapkan perusahaan terpaksa mengurangi karyawan sampai 60% secara bertahap mulai bulan depan.

Apabila gelombang PHK semakin masif, maka bukan ekonomi saja yang terpukul tetapi bisa menimbulkan keresahan sosial. Oleh karena itu, mari berharap wabah virus corona segera berakhir. Sebab kalau semakin memburuk, maka dampaknya tidak main-main.(*/)

Sumber : CNBC Indonesia

Pos terkait