Gadingnews.Info,Wajo – Ditengah warga merasakan dampak banjir bandang akibat intensitas curah hujan. Dan berujung meluapnya Danau Tempe, di Kabupaten Wajo.
Bupati Wajo Amran Mahmud mendadak hilang, dari kampung sentra penghasil sutera bersama Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah.
Ironisnya kepergian Amran Mahmud yang baru menjabat 4 bulan sebagai orang nomor satu di Kabupaten Wajo mengundang beragam spekulasi dari berbagai kalangan.
Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Wajo, Andi Gusti Makkarodda tidak menampik hilangnya Amran Mahmud ditengah korban banjir. Pastinya beralasan. Kendati tanpa restu dari pihak legislatif.
“Tidak ada masalah dengan kepergian seorang Bupati keluar negeri. Hal itu dibenarkan dalam regulasi. Namun harus jelas untuk lawatan urusan apa,” kata Andi Gusti kepada Gadingnews, Kamis (13/6/2019)
Menurut Gusti beragam spekulasi itu muncul karena Amran tak berada di rumah jabatan Bupati Wajo. Meski sebelumnya Amran sempat terjun langsung melihat warganya di lokasi yang terendam air luapan Danau Tempe.
“Percayalah, pastinya keberangkatan Amran itu penting dan mendesak. Karena menurut informasi yang saya terima. Bupati Wajo ke Belanda mendampingi Gubernur Sulawesi Selatan terkait rencana pengolahan air minum dan teknologi persuteraan. Itu semua demi untuk rakyat di kabupaten Wajo,” Gusti meyakinkan.
Meski demikian, lanjut Gusti sebagai kepala daerah. Amran yang tak ubahnya sebagai kepala rumah tangga yang keluar rumah mencari rejeki. Tidak lupa menitip uang belanja bagi keluarga yang ditinggalkan. Apalagi kepada korban banjir di Wajo.
Semua ini bermula dari kejadian di Sabbangparu baru-baru ini. Dimana Wakil Ketua II DPRD Wajo Rahman Rahim menggelontorkan isi saku pribadinya untuk petugas lapangan dan korban bencana banjir.
“Mulai dari terlambat makan siang, hingga perahunya kehabisan BBM dan berlanjut malam harinya. Unsur pimpinan kami di DPRD tidak segan-segan merogoh kocek pribadinya untuk makan malam hingga membeli BBM untuk proses evakuasi korban banjir,” Gusti memungkasi. (Husain/*)