Ketua Sapma PP Makassar Minta Polisi Jangan Buru-Buru Simpulkan Kematian Siswa SMP Athirah Akibat Bunuh Diri

GADINGNEWS, MAKASSAR – Kematian siswa SMP Islam Athirah, BNY (15) disebut masih menyisakan tanda tanya. Pihak keluarga belum bisa sepenuhnya menerima dugaan sementara yang menyebutkan jika penyebab kematian korban karena bunuh diri. Karena keluarga menilai ada kejanggalan dalam kematian korban di SMP Islam Athirah pada Rabu (24/5/2023) lalu.

Paman korban bernama Andy Setiadi mengungkapkan berbagai kejanggalan dari kematian ponakannya tersebut.

Bacaan Lainnya

“Terakhir informasi saya dapat sepatunya ada di musholah, tasnya ada di kamar mandi, terpisah,” ungkapnya kepada media saat ditemui di warung kopi di Jalan A.P. Pettarani, Kota Makassar, Sabtu (27/5/2023).

Selain tas dan sepatu yang ditemukan di dua tempat yang berbeda, Andy juga menyebut luka yang terdapat pada tubuh korban juga tidak wajar.

“yang kita bingung biasanya kan kalau logikanya orang jatuh, pasti kepalanya yang paling parah juga ada pendarahan apa, ini kakinya yang hancur, telapaknya, terus tangan, sini patah terus disini juga patah (bagian kedua lengan), tulang ekor juga , terus belakangnya itu memar biru-biru semua,” terangnya sambil menunjukkan titik-titik luka pada tubuh korban.

Dengan adanya banyaknya kejanggalan tersebut, Ketua SAPMA PP Kota Makassar, Husnul Mubarak, meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus itu dan tidak buru-buru menyimpulkan bahwa siswa tersebut bunuh diri.

“Yah kalau banyak kejanggalan, polisi jangan buru-buru menyimpulkan BNY bunuh diri, usut tuntas kejanggalan ini,” tuturnya.

Menurut Benny Nurdin Yusuf, ayah kandung dari korban mengatakan bahwa kematian anaknya yang diduga bunuh diri itu penuh kejanggalan.

“Kematian anak kami yang diduga jatuh dari ketinggian sekolah di lantai 8, setelah dugaan bunuh diri penuh kejanggalan”, kata Benny.

Kejanggalan itu didasarkan dari luka-luka yang terdapat di tubuh anaknya seperti luka lebam pada wajah serta tangan korban. Bukan hanya itu, kejanggalan lain menurut versi keluarga yakni tidak ditemukan luka pada bagian kepala, padahal diklaim jatuh dari lantai 8 gedung sekolah.

Dugaan kejanggalan lainnya yang ditemukan pihak keluarga berupa pesan singkat di telepon seluler miliknya ke pihak keluarga, yang dinilai kata-kata dalam pesan singkat tersebut tidak sepantasnya dilontarkan kepada ibunya. Sesaat sebelum anaknya ditemukan tewas di lapangan voli sekolah.

Olehnya itu, pihak keluarga menyerahkan kepada kepolisian melakukan pengusutan dan penyelidikan atas kematian anaknya itu terlebih atas dugaan bunuh diri.

Sementara itu, Kapolrestabes Makassar Kombes Pol. Mokhammad Ngajib menjelaskan, pihaknya sudah melakukan olah Tempat kejadian Perkara (TKP) dan juga pemeriksaan terhadap sejumlah saksi-saksi.

Dari hasil pemeriksaan saksi-saksi, polisi menemukan barang bukti berupa rekaman CCTV SMP Islam Athirah di Jalan Kajaolalido.

Dari rekaman CCTV, Rabu, 24 Mei 2023, sekitar pukul 09.30 Wita, ada seorang anak yang diduga korban BNY (15) masuk ke lift dan naik dari lantai 1 kemudian menuju sampai lantai 8.

Dari situ, berdasarkan keterangan saksi, korban naik ke atap. Dimana di lantai 8 ada atap lagi yang akses kesana melewati tangga.

”Nah dari situ patut diduga yang bersangkutan jatuh dari lantai 8,” ujar lulusan Akpol 1995 ini.

Kemudian pihaknya juga mendapatkan penjelasan dan keterangan saksi-saksi diantaranya tukang bersih taman, bahwa tiba-tiba korban sudah terjatuh dari gedung sekolah.

Korban lalu dikirim ke RS Akademis, akan tetapi diduga korban sudah dalam keadaan meninggal sebelum tiba di RS.

“Adapun keterangan saksi-saksi kita padukan dengan CCTV yang ada, kemudian penjelasan sementara dari kedokteran, korban jatuh diduga dari lantai 8. Dugaan masih bunuh diri,” jelas Kombes Pol Mokhammad Ngajib.(**)

Pos terkait