Gadingnews.com, Artikel–Allah Subhanahu wa ta’ala tidak akan menciptakan manusia dan lainnya kecuali hanya untuk berlomba-lomba dalam beribadah kepada-Nya.
Sebagaimana pesan Surah (QS Adz-Dzariyat [51]: 56). Dan kesempatan hidup yang diberikan-Nya, hanyalah dalam rentangan waktu singkat, yang semestinya digunakan untuk selalu berbuat amal shaleh dan kebajikan.
Hidup itu hanya senda gurau dan di dunia merupakan perjalanan sementara, sebelum akhirnya semua akan tiba di penghujung batas tujuan, yaitu akhirat.
Tertulis pada Alquran (QS Al-Ankabut [29]: 64), Seperti ini redaksinya yang diperjelas kembali, “Dan tiadalah kehidupan dunia ini yang melainkan hanya senda gurau dan main-main.
Hidup hanya sesaat dan sebuah permainan. Dan sesungguhnya akhirat itulah sebuah kehidupan yang sebenarnya, jikalau mereka mengetahui.”
Dalam Alquran (QS Al-Hadid [57]: 20) dijelaskan perihal memberikan perumpamaan kehidupan dunia seperti hujan yang tanaman-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan terlihat warnanya kuning, kemudian menjadi hancur.
Kita tidak fanatik, tapi sejujurya jika kalau kita sadari terlalu banyak manusia yang silau oleh kemilau dunia, mengejar sesuatu yang seharusnya tidak dikejar. Saling menyikut dan menjatuhkan dengan menghalalkan segala cara, demi meraih tahta jabatan, dan harta kekayaan.
Padahal sahabat sekalian, semua itu hanyalah sementara, tidak setia, hidup hanya fatamorgana dan akan terpisah darinya saat kematian datang menjemput.
Penulis hanyalah sharing dan sedikit berbagi pengalaman kehidupan, bahwa jodoh, rejeki, sakit, usia dan pekerjaan yang tergabung dan menjadi sebuah takdir kita semua sebagai manusia itu sudah tercatat tergambarkan dalam Lauhul Mahfuz.
Sebuah kitab tempat Allah Subhanahu wa ta’ala yang menuliskan segalanya dan seluruh catatan kejadian di alam semesta. Lauhul mahfuz disebut di dalam Al-Qur’an tertuang sebanyak 16 kali. Dan Itu juga muncul dalam Alquran langsung di Surah Al Buruj, yang menghubungkan Alquran itu sendiri.
Dan perlu kita ketahui, bahwasanya seluruh dan semua kehidupan di dunia tercatat di dalamnya.
Dijelaskan, Lauhul Mahfudz adalah sebuah kitab yang menuliskan catatan takdir dan kejadian di alam semesta. Dan ini terjaga keberadaannya, telah ada dari dulu sebelum adanya penciptaan alam jagat raya dan umat manusia.
Penulis mengingat selalu pesan Orangtua yakni Ibunya yang berkata: Jodoh itu sudah diatur oleh Tuhan kita, jika bertemu dengan dia tidak jodoh ya berarti tidak jodoh, namun jika dia jodoh pasti kembali dan bersatu. “Santai saja sambil berjalan, percayalah dan berserah diri kepada Allah Subhanahu wa ta’ala,” ujar Erni Santoso kepada anaknya Mas Andre Hariyanto.
Selain itu juga, penulis juga pernah jatuh bangun perihal pekerjaan dan usahanya. Karena di dunia harus memperbanyak pertemanan bukan permusuhuhan, berkali-kali mempercayai seseorang dalam pekerjaan dan pernah dikhianati dengan mencemarkan nama baik, sebut saja di lembaga pendidikan penulis yakni AR Learning Center, Suara Utama dan Yayasan Pusat Pembelajaran Nusantara.
Walaupun masih tergolong usia dini, Namun itulah bumbu-bumbu kehidupan dan menjadi pengalaman luar biasa serta terus bersemangat dalam berbuat kebaikan kepada masyarakat. Salam sukses.
***