gadingnews.com, Makassar — Hari Tanpa Bra atau No Bra Day memang hanya sebuah gerakan di tengah bulan kesadaran Kanker Payudara yang berlangsung 13 Oktober 2019.
Topik pembahasan mengenai kanker payudara memang tak pernah habis untuk dibahas.
Serba-serbi risiko, deteksi dini dan upaya pencegahan selalu menarik untuk didengar, dan mampu jadi informasi yang bisa dibagikan ke sesama sahabat perempuan.
Sementara di Indonesia memiliki kasus penderita kanker payudara dengan angka yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Merujuk data yang dipaparkan Kemenkes per 31 Januari 2019, terdapat angka kanker payudara 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 17 per 100.000 penduduk dan kanker serviks sebesar 23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000 penduduk.
Bahkan organisasi kesehatan dunia, WHO meramalkan di tahun 2030. Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah pasien kanker payudara sampai 7 kali lipat. Mengerikan, bukan?
Cerita gerakan No Bra Day dimulai pada tahun 2011, dan kebanyakan berlangsung di media sosial, tempat wanita menggunakan tagar #nobraday sebagai kampanye.
Tujuan digelarnya hari tanpa bra, tak lain untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong wanita agar menjaga payudara
dengan melakukan pemeriksaan sendiri, pemindaian, dan untuk memastikan mereka tahu tanda-tanda dari kanker payudara.
Para wanita juga didorong untuk melakukan pemeriksaan mamografi, untuk mengecek kesehatan payudara mereka. Pemeriksaan ini disarankan untuk dilakukan setiap dua tahun sekali.
Gerakan Melepaskan Bra Dimulai dari Toronto
‘No Bra Day’, satu aksi untuk tingkatkan kesadaran bahaya kanker payudara.
Melihat ke belakang, hari ini tidak selalu dirayakan dengan melepas bra. Awalnya, gerakan ini dimulai di Toronto, Kanada, oleh seorang dokter bedah plastik bernama Dr. Mitchell Brown.
Awalnya, dia menggiatkan hari ini sebagai BRA (Breast Reconstruction Awareness – Kesadaran rekonstruksi payudara) Day.
Tujuan BRA Day adalah untuk mengedukasi wanita tentang pilihan mereka untuk melakukan rekonstruksi payudara setelah menjalani mastektomi (pengangkatan payudara).
Pada BRA Day, orang-orang yang terpengaruh oleh kanker payudara bisa mengikuti berbagai kegiatan dan seminar dari para ahli bedah plastik. Mereka akan dijelaskan tentang pilihan mereka, sekaligus mendengar cerita inspirasional dari para penyintas kanker payudara.(*)